95 Hari


Degup jantung kini makin laju berdetak, 

Adreanalin mengalir selubung tubuh, 

Menyesak dada, 

Sesak dengan rasa,

Rasa tiada bicara mampu uraikannya. 


Fikirku melayang menangkap wajah mulusnya, 

Tiap saat dan tika, 

Suara gemersiknya menghembus pipih telingaku. 

Aduh! Sungguh hangat rasa cinta ini. 

Memedihkan jiwa dan raga. 

Jiwaku berontak hendakkan dia, 

ragaku ingin sentuh belainya. 

Tapi! Sabarlah duhai Jiwa, 

Tenanglah duhai raga, 

Masanya bakal tiba.


Masa itu akan hadir, 

Dengan penuh kasih ia hadir,

Membawa erti cinta,

Yang hakiki,

Memeluk hiba penuh asyik,

Hibanya runtun,

Tangisnya bersama ukir senyum,

Tika itu,

Dia jadi milik mu,

Ku jadi miliknya,

Selamanya.


Duhai pemilik hati, tinta ini ku ukir dengan rasa cinta yang membuak, semoga suatu hari nanti kita dapat bersama, berkongsi rasa, berteman tiap masa dan ketika, menjadi teman suka duka, gembira lara. Itu janjiku dan janjimu. Moga segalanya tidak sekadar mimpi dan impian yang tak kunjung tiba.


Sekuntum mawar,

Atas pedana,

Di mana jua,

Akan ku petik.


Aromanya menawan,

Resah menghilang,

Dengan sentuhannya.

Ia hadir,

Lenyapkan duka

Leraikan segalanya.

Aku lah dia, dialah aku.


Menulis dengan penuh kasih,

13/9/22

95 Menghitung



Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Penunggang agama dan Pencarik agama : Sebuah Penilaian Semula

Dirgahayu NegaraKu